Saturday, September 12, 2009

Short Stroy pt.4

Selesai mata kuliah pak Amri, aku berjalan menuju fakultas teknik karena hari ini aku janjian pulang bareng kakakku, Indra. Cuaca saat itu panas dan menyengat kulitku. Padahal hari ini aku pake baju putih, tapi tetep aja nggak menyerap panas. Alhasil bajuku yang putih dan bertulisan zara jadi lepek dan basah kuyup karena mandi keringat.

" Nasyta.... Aku duluan ya." Aku melihat Derina melambaikan tangannya ketika dia naik ke atas Vespanya Kemal. Vespa yang kemaren juga kunaiki.

" Bye." Sahutku seadanya.

Breem..breem...breem....

Vespa butut itu melaju kencang. Tapi, kok Kemal sama sekali nggak say hai sama aku ya? Padahal kemaren dia seharian sama aku? Apa mungkin dia takut sama Derina? Takut dikira selingkuh sama aku? Apa mereka udah jadian ya? Kok tiap hari pergi bareng pulang bareng. Tapi kenapa Kemal cuek gitu sama aku ya? Uh perasaan ku kok jadi gak keruan gini sih.

Tiin............Tiiiiin.........Tiiiiiin

Suara klakson mobil mengagetkanku.

" Nasyta.....bengong aja deh lo. Untung gak ketabrak." Kata orang dari dalam mobil.

" Loh kok elo disini? Gue baru aja mau nyamperin lo." Tanyaku heran. Karena orang di dalam mobil itu adalah kakakku, Indra.

" Iaa. Lo lama banget. Jadi gue samperin aja deh. masuk cepeet."


" Tadi gue ke jurusan lo, terus gue nanyain lo ke temen lo. Cantik deh,Syt." Kata Indra saat di dalam mobil.

" Temen gue? Siapa? " Aku penasaran. Maklum aja. Indra tuh seumur hidup gak pernah bilang cewek cantik, kecuali Mama. Aku aja nggak pernah dibilang cantik sama dia. Hehe. Emang aku nggak cantik sih...

" Tau deh. Pirang gitu. Kata dia, tadi lo buru-buru keluar dari kelas. "

Heeem.. Aku tau orangnya. Kalo Indra bilang pirang, Pasti Aruni. Bener bangeetttt.

" Aruni namanya." Sahutku.

" Cantik,Syt. Udah punya pacar belom? "

" Belom." Jawabku girang.

" Lo mau gue jodohin sama dia?" Sambungku lagi.

Bagus deh kalo Indra mau sama Aruni. Dan semoga aja Aruni juga mau sama Indra. Biar aku gak terus-terusan ngintilin Kemal buat nyomblangin Aruni dan Kemal.

" Kenalin aja deh dulu."

" Okeeee." Aku mengacungkan jempol ku.

******

Aku baru selesai mandi dan keramas. Segarnya setelah seharian panas-panasan. Dan senengnya, besok hari Minggu. Jadi nggak kuliah. Bisa santai seharian deeeeeeeeeeeh.

Beep..beep..beep

Aruni bule calling....

Kebetulan banget nih pikirku.

" Yaaaaaaaaa.........." Aku mengangkat telpon.

" Syta, tadi kakaklo ke jurusan kita tuh."

" Udah tau. Dia udah cerita."

" Cakep juga kakak lo."

Syukur dehhhh. Mudah-mudahan Aruni juga suka sama Indra.

" Oh emang. Lo mau ?"

" Boleh. Tapi sekarang gue terfokus sama Kemal."

Yaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh......................................

" Tau nggak, Syt.... Tadi Derina pulang bareng lagi sama Kemal."

" Ia gue liat kok."

" Lo harus semakin gencar dong, Syt. "

" Kok gue sih ?"

" Ya iyalah elo. Masa gue? "

" Kan lo yang suka, Aruni."

" Ia...tapi kalo gue yang ngedeketin Kemal terus, dikiranya gue Agresif.'

" Lohh.. gue juga dong ?"

" Ya nggak lah,Syt.. Lo kan mengatas namakan nama gue."

" Huh."

" Lo emang sahabat gue yang paliiiing cantik sedunia."

" Gitu deh kalo ada maunya."

" Bye, Syta....."

Aku menutup telponku. Kesel. Mau aja sih aku disuruh bantuin Aruni. Padahal jelas-jelas Kemal tuh sukanya sama Derina. Kenapa sih Aruni nggak mau sama Indra aja? Padahal menurut ku yaaa Indra tuh nggak kalah ganteng kok sama Kemal. Putih, tinggi, pinter, belom pernah pacaran lagi. Kalo aku bukan adik nya, pasti aku udah nge gebet Indra dari dulu. Huuuh. Ada-ada aja deh. Kenapa aku jadi korban gini yaa. Mana tadi siang si Kemal sama sekali nggak nyapa aku. Pura-pura cuek. Pura-pura nggak kenal. Beda banget sama sifatnya yang kemaren. Ya Tuhaaaaaaaaaaaaan....... Kok aku jadi pusing gini yaaa.

******

Sunday morning .. but rain isnt falling.

Seperti biasa kalo tiap hari minggu tuh pasti keluarga ku tuh kerja bakti membereskan rumah. Ayahku nyabutin rumput, Indra nyuci mobil, Mamaku masak di dapur, dan aku? Baru bangun dari tempat tidurku. HAHAHA. Waktu aku masih SMA, tiap minggu pasti aku dibangunin pagi banget sama mamaku. Disuruh kerja inilah itulah. Tapi hari ini, tumben banget nih. Aku bangun jam sepuluh kayak gini, tapi Mamaku belom ngoceh. Heeem. Mungkin dia tau kalo anak cewe kesayangannya ini lagi capek beraaaat.

" Maaa... laper." Rengekku manja saat menuju dapur.

Sepertinya dia lagi masak nasi goreng kornet. Makanan favorit keluargaku. Oh ia, ngomong-ngomong tentang mamaku. Dia adalah Mama terbaik di seluruuuuuh dunia. Mamaku adalah orang yang paling sabar menghadapi tingkah tiga penghuni rumah ini. Ayahku, Indra, Aku. Dia jago masak dan selalu membuatkan kami bertiga makanan-makanan yang lezaaaaat persis kayak di restoran bintang lima. Semua bahan apa aja bisa dijadiin makanan tuh sama mamaku. Dulunya, sebelum nikah sama ayahku, Mamaku adalah seorang pramugari. Nggak heran deh kalo kalian liat mamaku, mamaku tinggi dan semampai. Bahkan sampai umur 45 seperti sekarang, badannya masih oke. Beda jauh banget deh sama aku, yang kecil, kurus, pendek, kayak anak SD. Huhuhu. Tapi setelah nikah sama ayahku, Mamaku memutuskan berhenti dari pekerjaannya dan memilih menjadi ibu rumah tangga seperti sekarang ini. uuh.. Love you, mom.

" Nasyta....ayo bantuin mama naro piring ke meja makan." Pinta mamaku sambil menggoreng telor.

" Okeeeeee......"

Aku meletakkan piring-piring ke atas meja makan. Perutku udah keroncongan ngeliat menu makanan pagi ini yang sederhana tapi menggiurkan. Ayahku yang baru selesai nyabutin rumput juga udah ikutan duduk di meja makan memasang tampang melas karena kelaperan. Hehehe. Oh ia, tadi kan udah cerita tentang Mamaku. Sekarang, gantian cerita tentang Ayahku. Kalo Ayahku itu...Dia itu seorang pilot. Makanya bisa ketemu mamaku. Hehehe. Dulu Ayahku dan mamaku sering bareng dalam satu penerbangan. Makanya lama-lama mereka jadi cinta lokasi dehhh.. Dan akhirnya jadilah aku dan Indra.

" Makanan sudah readyyyy....... Ayo kita makan......" Mamaku datang dari dapur membawa piring berisi nasi goreng dan telor dadar.

" Huuaaaaa.. Aku udah kelaperan nih, ma.. Cepet tuangin dong ke piringku."

" Ia sabar,Syta.. Indra aja belom dateng. Mana sih si Indra." Tanya mamaku melihat sekeliling.

" Aku dataaaaaaaang. akan menghabiskan seluruh makanan di meja ini, termasuk makanannya Nasyta Samantha Prabowo." Goda Indra saat duduk di meja makan.

Aku cuma bisa memasang tampang cemberut. Indra tuh emang jail. Suka gangguin aku. Tapi aku sayaaaaang banget deh sama kakakku yang cuma satu ini.

Tingnong..Tingnong.

" Aduh.. siapa tuh ya? Kok pagi-pagi gini udah ada tamu?" Tanya mamaku saat kami baru mau sarapan.

" Biar aku aja yang buka, ma..." Aku menawarkan diri.

Aku ngeloyor pergi ke depan untuk membuka pintu buat tamu yang mengganggu sarapan keluargaku.

" Hahh ! Elo ?" Aku terkejut saat membuka pintu dan melihat siapa tamu di pagi hari.

" Hai, Syt..."

" Syta.......siapa yang dateng?" Teriak mamaku dari ruang makan.

Dan tak lama kemudian mamaku datang menghampiri aku untuk melihat siapa tamu yang datang.

" Pagi tante. Saya Kemal, temen kuliahnya Syta..." Tamu itu mengulurkan tangannya.

" Haloo, pagi Kemal. Kebetulan nih kita lagi pada sarapan. Yuk ikut sarapan dulu." Mamaku menawarkan. Dengan penuh keramahan.

Oh my GOD !

Kemal mengikuti kami berjalan menuju ruang makan. Dan dia duduk di samping Indra. Sementara mamaku memandangi aku terus sambil senyum-senyum. Entah apa yang ada di pikirannya. Pokoknya sepanjang sarapan pagi ini, Kemal jadi pusat perhatian keluargaku. Ayahku, mamaku, dan Indra. Apa lagi Indra. Kayaknya dia nyambung banget ngomong sama Kemal. Apa lagi tentang otomotif.

" Ngapain sih lo pagi-pagi dateng ke rumah gue?" Tanyaku ketus sehabis selesai sarapan. Di ruang tamu.

" Ngasih ini..." Dia menyodorkan sebuah bungkusan.

" Apa nih?" Sekarang aku kegeeran. Berharap dikasih sesuatu sama Kemal.

" Buku lo yang lo beli di toko buku waktu itu. Ketinggalan di stang motor gue. "

Ya ampun, Nasytaaaaaa......Wake up. Aku terlalu geer berharap Kemal ngasih something special buat aku dipagi hari. Ternyata dia kesini cuma mau ngasih buku yang ketinggalan di motornya. Huaaaa. Bego deh aku.

" Oh oke thanks ya." Jawabku ketus (LAGI)

" Syt... " Kali ini Kemal memperlembut omongannya.

" Apa ?" Aku nggak mau kebawa suasana.

" Jalan yuk. "

What? Kemal ngajak aku jalan? Gak salah nih? Aduuuh.... Perasaanku tuh jadi gak jelas. Antara seneng dan takut.

" Engg. jalan kemana ya?"

" Kemana aja. Gue bawa mobil kok. Gak naik vespa."

" Hahahah. Gue mah naik apa aja gak masalah. Tapi....."

" Tapi apa ?" Tanya Kemal penasaran.

" Gue gak enak sama Derina, Mal.." Aku memelas.

" Oh gak papa lah, selama dia nggak tau..."

Hah ? Selama dia nggak tau? Dengan kata lain, Aku ngeboongin Derina dong? Aduuh.. Jahat banget deh aku jadi temen.

" Mau gak? "

" Heeeeem, iaa deh. Gue mandi dulu yaa.." Aku ngeloyor pergi ke kamar mandi. Dengan hati yang sedikit seneng. Peduli setan sama Derina.

******
Mobilnya Kemal enak juga. Wangii....... Wangi banget. Wangi nya khas dan bakalan tercium terus nih di idungku walaupun aku ntar udah turun dari mobil itu. Taste music nya Kemal juga lumayan. Jazz. Selera yang sama denganku. Interior mobil ini juga cool banget. Persis kayak Kemal.Cool.

" Kok lo gak pernah bawa mobil sih ke kampus? Malah naik vespa butut?" Tanyaku penasaran.

" Enakan naik vespa kalee."

" Hah? Enak gimana? Panas tauu. "

" Seruan naik vespa lah, Nista."

" NASYTA. bukan NISTA." Aku sewot.

" Bagusan juga Nista." Goda Kemal.

" Gue bilangin mama gue ya lo ganti-ganti nama gue seenaknya. " Aku ngambek.

" Hehe....Piss tante... Nanti gue gak diajak makan nasgor kornet lagi." Kemal semakin menggodaku.

Aduuh. Kemal manis banget. Entah kenapa nih dadaku bergemuruh. Kenceeeeng sekali. Kayak lagi naik jet coaster di Dufan.

" Kita mau kemana sih, Mal ?" Tanyaku saat Kemal sedang mengemudikan honda estilonya dengan kecepatan 80 km/jan.

" Museum yuk."

" Museum ????" Aku bingung setengah mati.

" Ia. Museum di kota tua."

" Tapi mau ngapain ?" Aku semakin bingung.

" Foto-foto aja. Lo mau kan jadi model gue?"

" HAHAHAHAA. Gue bukan model kaleeee."

" Ya emang. Secara postur tubuh aja udah keliatan lo bukan model. Model tuh tinggi semampai. Nah eloooo. Kurus kering pendek kecil." Kemal meledekku.

" Ihhhhhhhhhhhhhhhh... jahat." Rengekku sembari mencubit lengan Kemal.

Ya Tuhan, aku menikmati banget perjalanan hari ini. Derina, Aruni. Maafin aku.

" Lagian gue heran ya sama lo. Keluarga lo tuh tinggi-tinggi semua. Kok lo nya mungil begini ya,Syt ?"

" Tau deh." Aku manyun.

" Udah gitu lo gak kurang makan kan, Syt? Nyokap lo pasti selalu ngasih lo makan yang enak-enak. Tadi aja nasgor kornetnya enak banget. Tapi kok....."

" Apaaaaa??????" Aku menyambar omongan Kemal yang semakin gak penting.

" Lo kayak kurang gizi. hihihihihi" Kemal tertawa. Terbahak-bahak. Baru kali ini aku ngeliat dia ketawa lebar. Cakep banget.

" Gue turun aja deh kalo diledekin mulu sama lo."

" Hahaha..... Piss dong Nista. " Kemal mengacak-acak rambutku.

******

to be continue

0 comments: