Aku mengamati tingkah Aruni yang selama perjalanan menuju cafe stroberi. Mulut nya manyun kedepan, muka ditekuk, ngedumel terus, dan ngejutekin Derina. Dalam hati aku sangat ingin tertawa terbahak-bahak melihat tingkahnya. Aruni yang cantik kayak bule, dalam seketika berubah menjadi itik buruk rupa. Sementara Aruni memasang tampang bete, Derina malah berbanding kebalikannya. Dia senyum-senyum sendiri sepanjang perjalanan. Sampe sekarang kita udah nyampe di cafe stroberi pun dia masih senyum sendiri. Duh............. Kok kedua temenku jadi pada sableng gini yaaaaaa ? Ini semua gara-gara KEMAL ! Si curut biang sial.
" Kamu mau pesen apa, Der? " Tanya Kemal lembut.
" Hah? eeemhh... aku pesen nasgor stroberi aja." Jawab Derina gak kalah lembut.
" Kalo gue juga nasgor stroberi, gak pedes, telornya di ceplok, minumnya jus stroberi, sama eskrim rasa stroberi." Samber Aruni sambil mengibaskan rambut pirangnya.
" Wooy... Ga salah tuh pesenan lo,Run ? Kelaperan yeee..?" Goda Davi.
" Bodo AMAT. Gue lagi kesel setengah mati." Aruni membalas godaan Davi.
" Minumnya apa Der ? " Lagi-lagi Kemal nanya ke Derina dengan sangaaaat penuh kasih sayang.
" Ihh. Kok lo cuma nanya Derina sih????? Kok lo gak nanyain gue ? Atau nggak nanyain Nasyta? Kenapa sih lo nanyain si Derina mulu ?" Sewot Aruni.
" Loh, tadi kan elo udah pesen. Gimana sih." Jawab Kemal dengan cool (seperti biasa)
Hahaha. Aku tertawa dalam hati. Sepertinya ada cinta segitiga nihh. Aruni suka sama Kemal, tapi Kemalnya suka sama Derina. Duuuuh jadi pusing deh kalo gini. Bisa ancur deh pertemanan yang baruuuu aja terjalin beberapa hari.
" Udah laahh. pesen aja masing-masing sih. Ngapain mesti ditanya-tanyain. Kayak ga punya mulut aja." Aku menengahi.
" Bener tuh........." Satria menambahkan omonganku.
" Huhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh !" Gerutu Aruni.
" Hem, Kemal.... makasih ya udah mau anterin aku. " Derina membuka topik setelah dari tadi sepanjang perjalanan, di mobil, mereka hanya diem-dieman.
" Oh. Gapapa kok. Udah kewajiban seorang cowo untuk nganterin cewek." Jawab Kemal.
" Yaudah deh, aku turun dulu ya. Mau mampir gak?"
" Nggak deh, Der. Udah malem nih ......... besok-besok aja kali yaa."
" Oke bye Kemal."
" Halo." Aku mengangkat ponsel ku. Nomor yang tertera belom terdapat di phone book ku.
" Ini Nasyta ?????" Jawab perempuan di seberang sana.
" Iaa. Ini siapa ya ?"
" Sytaaaaaaaaaaaaaaaa.......... ini Derina."
" Hai derrr... ya ampun, gue belom ngesave nomor lo nih."
" Syt.. aku mau cerita sesuatu tapi tolong jangan dibocorin ya."
heeem. sepertinya ada sesuatu nih yang pengen diceritain Derina.
" Ooohh.. cerita aja,Der. Gue gak bocor kok."
" Gini syt.. Tadi kan Kemal nganterin aku pulang...."
" Heem ia gue tau kok. kan ada gue disitu."
" Iaaaa. terus pas udah nyampe depan rumah aku, Kemal bilang kalo dia emang udah seharunya ngelindungin cewe kaya aku."
" Hem.. Terusssss ?" Tanyaku penasaran.
" Kayaknya aku mulai suka deh sama Kemal."
" HAAAAAAAAAAAAAAAAAH ????" Aku KAGET SETENGAH MATI.
" Aduhhhh Nasytaaa. Biasa aja dong Hahhh nya. Aku jadi kaget nih."
" Hehehe sori,Der. Gue shock."
" Uuh tapi pleaaaaase banget jangan bilang ke Aruni ya. Aku takut dia jadi marah sama aku."
" Okee. Trust me."
" Thanks ya, Nasyta. Bye."
" Yoi bye."
Aku masih terkaget-kaget mendengar pengakuan jujur bin blak-blakan nya Derina. HAHAHA. Seorang Derina gitu loohh. Yang lugu, polos, dan aduh ga bisa dibayangkan seperti apa kalo dia pacaran, bisa suka sama seorang cowok kayak KEMAL. KEMAL ? Cowok aneh, yang manggil aku dengan kata "HEH", yang udah nabrak aku pake VESPA Bututnya dan yang udah bikin aku jatoh gara-gara embernya. Aduuuh gak ridho banget deh kalo sampe Derina dan Kemal jadian.
Beep beep beep beeppppppp .......
Ponsel ku berbunyi lagi.
Dari +6281180113xx
Nomor nya belom ada di daftar phone book. sepertinya Derina lagi yang nelfon.
" Ia deeer, kenapa lagi ?" Jawabku saat mengangkat telpon.
" Sytaaaaaaaaaaaaaaaaa.........................................................." Suara perempuan kali ini berbeda dengan suara Derina. Yang ini lebih cempreng.
" Hah haloooooo? Siapa neeh ?" Tanya ku sambil menggosok kuping karena suara perempuan ini bikin pengang.
" Ini Aruni. GUE MAU CURHAT."
Astagaa......... 5 menit lalu si Derina yang curhat. Sekarang Aruni. Aduuuuh. Pasti juga curhatnya dengan topik yang sama nih.
" Ia, Run...curhat tentang apa sih ?"
" Gue lagi kesel. Kesel banget sama Derina. Dia keganjenan. Dia kegenitan. Sok polos biar dianterin pulang sama KEMAL. Gue kesel." Sewot Aruni tanpa titik koma.
" Hoaaaaaa. pake jeda kek ngomongnya, Run....."
" Iah......................... Pokoknya intinya gue kesel sama Derina. Dia ngerebut Kemal, Syt."
HAH NGEREBUT KEMAL? Perasaan Kemal bukan pacarnya Aruni deh. Dan Setau aku, Kemal sukanya sama Derina. Dasar aneh nih Aruni.
" Sytaaaaaaaaaaaaaaa...........kok lo diem aja ? Komen dong ah." Bentak Aruni mengagetkan lamunanku.
" Hah. haduh. Sory, run.. Lo berisik sih. Gue jadi bengong deh."
" Hehehe......... Sory ya, Syta sayang. Jadi pokoknya, gue sangat suka sama Kemal. Dan gue gak suka Derina ngedeketin Kemal. Dan tolong dong lo bantuin gue supaya gue bisa deket sama Kemal."
" Haaaah ? Kok jadi gue yang bantuin? Gue aja nggak deket sama Kemal, Run. Lo kan yang lebih deket sama diaa."
" Yaaaaah pleaseeeeeee............. Lo tuh sahabat baru gue,Syt. Please yaaaa. "
" &%*$?$ "
Seminggu kemudian ................
" Gimana, Syt? Lo jadi kan mau bantuin gue ?" Tanya Aruni saat aku dan dia sedang berjalan menuju ke ruangan tempat kuliah perdana hari ini.
" Ya ampun, Run. Gue kira lo udah lupa. "
" Gak. GAKAN LUPA. Pleaseeee sytaaaaaa. please yaa bantuin gueeeee."
breem..breeem...breeem..
Suara vespa butut nya si curut terdengar di gendang telingaku. Aku hapal banget deh suara itu. Karena, motor nya tuh pernah mencelakakan aku.
Tapiiiiiiiiiiii ...........................
" Hai Nasyta... Hai Aruni." Sapa Derina dengan riang, saat turun dari vespanya si curut.
Sepertinya Derina sama Kemal udah jadian. Karena keliatannya mereka tuh akrab banget.
" Oh hai. Lo bareng Kemal, Der ? Tanyaku penasaran akan hubungan mereka. Sementara, Aruni udah masang tampang kecut dan cemberut.
" Iaa, tadi aku dijemput gitu sama Kemal, Syt. "
" Eh please deeeeh.. Pamer banget sih lo Derina. " Sahut Aruni jutek.
" Gue duluan deh,Syt. Males disini." Sambung Aruni lagi sambil ngeloyor pergi.
Aduuuh aku jadi serba salah nih. Serba gak enak. What should i do ????
" Aruni kenapa sih, Syt?" Tanya Derina ngagetin.
" Gue gak tau deh, Der. Eh ia lo jadian sama Kemal ?"
" Hemm... belom."
" Belom ???? Berarti akan dong ?"
" Iaaaaaa, Sytttt.....................Doain yaaaaaaa."
" Oh oke."
" Sabar, Run." Aku menenangkan.
" Sabar gimana sih, Syt ? Dia tuh pamer banget sama gue. Mentang-mentang dianter jemput sama Kemal."
" Heeem .... "
" Pokoknya lo harus segera membantu gue supaya bisa deket sama Kemal. " Paksa Aruni.
" Ya ampun, Aruni.. Lo kan tau gue sama sekali gak deket sama Kemal. Ngomong sedikitpun aja gak pernah ............" Aku memohon.
" PLEASEEEEEEEEEEEEEEE ............."
Mau nggak mau aku menerima permintaan Aruni yang menurutku adalah PEMAKSAAN. Bayangin aja? Masa aku harus berdekatan dengan curut sial itu untuk nyomblangin dia sama Aruni ? Aduuuh bisa sial setengah mati akuuuuuu..
" Nasytaaaaaaaaaaa....... tuh Kemal ! Cepet deh lo deketin dia... PLEASE !"
Aku berjalan menghampiri Kemal dengan langkah gontai dan sangat ogah-ogahan. Masa aku harus ngedeketin dia? Yang ada ntar Kemal nyangkanya aku yang suka sama dia lagi. OGAH!
" Ehem..... " Aku berdehem memancing perhatian Kemal.
" Eh, Nista. Kenapa ?" Tanya Kemal dengan sok COOL.
WHAT? NISTA ???????????????????????
" Ehm aduh Kemal. Nama gue Nasyta. bukan NISTA."
" Oh maaf. Gue kira Nista."
" Panggil gue Syta. Bukan Nista."
" Maaf. Oh ya ada apa ?" Tanyanya ketus. Gak kaya kao dia lagi ngomong sama Derina.
Aduuuuuhhhh jatoh banget deh harga diri aku. huhu. Dijutekin sama Kemal. Dan diubah namanya jadi Nista. Aruniiiiiiiiiiiiiiiiiiiii..................SIALAN !
" Ada apa, Nasyta ??" Kemal mempertegas pertanyaannya.
" Oh hem , ngg... ehm... ahhh.." Aku grogi.
" Apa Nasyta ? Gak bisa ngomong ya? " Kemal meledekku sampe pipiku merah.
" Gini... Sebenernya gue ga mau minta tolong sama lo. Apa lagi lo biang kesialan gue. Tapi berhubung tinggal ada lo doang yang gue kenal di kantin ini. Jadi gue minta tolong deh ke elo."
" Teruss ?? Nyerocos mulu deh. To the point dong..." Kejutekan Kemal mulai melunak. Dan dia mulai tersenyum. Dan aduuuuuh manis banget senyumnya.
" Anterin gue ke toko buku dong.... Kan besok kita ada tugas tuh dari Pak Amri. Nah sementara gue belom punya bahannya, dan sementara juga, besok harus dikum....."
" Intinya lo mau minta anterin gue ke toko buku kan?" Sambar Kemal belom sempet aku menyelesaikan omonganku.
" Iaa." Aku mengangguk pasrah.
" Naik vespa gak papa yeeee ?" Goda Kemal.
" Heeh." Lagi-lagi aku mengangguk pasrah.
Saat di atas vespa nya si curut, aku melihat Aruni dari kejauhan sedang mengacungkan jempolnya padaku. Aku tau banget deh, pasti Aruni kegirangan. Sementara aku ? Harga diriku jatooh banget ya ampun.
Beep...beep...beep
Derina calling ......
Aduh mati lah. Baru juga dipikirin. Kok orang nya langsung nelfon yaaaaaaaaaaaaaaa.Gawat.
" Ha..halo." Jawabku Gugup.
" Hai, Syt. Lagi dimana ?" Tanya Derina seolah mengintrogasi. (atau perasaanku aja ya)
" Eeng.Lagi di eemm di rumah." Aku berbohong.
" Ohhhhhhh.... Kirain kamu masih di kampus. " Terdengar nada suara Derina kecewa.
" Emang kenapa, Der ?"
" Enggak. Aku kira kamu masih di kampus. Aku dari tadi nelfonin Kemal. Tapi hp nya mati. Kali aja kamu ketemu dia tadi di kampus. "
" Enggak, Der." Aku berbohong (LAGI!)
" Oh gitu.. Hehe eh kamu lagi apa, Syt?" Derina membuka obrolan.
" Nasyta...........Udah selesai belom ?" Kemal datang menghampiriku.
Aduhhhhhhhhh :(
" Eh, nanti gue telfon balik yaa... gue ada keperluan mendadak nih. Bye." Aku menutup telfonku dengan seketika saat melihat Kemal menghampiriku.
" Siapa sih, Syt? Cowok lo?" Tanya Kemal.
" Oh bukaan. Kakak gue, Indra." Jawabku asal.
" Udah belom nyari bukunya ? Gue laper nih."
" Udah kok. tinggal bayar. "
" Abis ini bayarin gue makan ya....."
" HAH ? Kok gue yang bayar siih ?" Aku kebingungan.
" Kan lo udah nebeng vespa gue. " Kemal menggodaku karena dia melihat raut mukaku yang kebingungan.
" Ihhhhhhhhhh...jadi lo gak ikhlas ?" Tanyaku sewot.
" Bodooooo."
Sesampainya di Jalan Cut Nyak Dien nomor 20. (Yang adalah rumahku.............)
" Thanks ya, Mal." Kataku saat turun dari vespanya.
" Thanks juga untuk traktirannya. Hehehe ." Kemal nyengir. Lucu banget gak boong.
" See u . Bye." Aku ngeloyor masuk.
Di kamar ..........
Aku gak nyangka, ternyata Kemal anaknya asik juga. Gak seburuk yang aku bayangkan selama ini. Pantes aja Derina dan Aruni memperebutkan dia. Tapii tetep aja dia biang kesialan ku. Tapi, cakep juga. Tapi, asik juga. Tapi, dia udah nabrak aku dan dari tadi dia sama sekali gak membahas tentang itu. Tapi....................................... ahhhhhhhhhhhhhh. Aku gak boleh suka sama dia. Bisa ancur nih dunia kalo aku juga ikutan suka sama dia.
beep..beepp..beep
Aruni Bule calling .....
" Nasytaaaaaaaaaaaaaaaa......................" Terdengar pekikan Aruni saat aku menjawab telponnya.
" Woy santai dong,Run. Temenan sama lo bikin gue budeg nih."
" GAK PEDULI ! Tell me ....."
" Hah ? Telmi ? Kok lo malah ngatain gue sih, Run ?"
" Bukan, Nasyta bodoh.... Tell me. Katakan padaku."
" Ohhh......"
" Kok cuma oh sih ?"
" Loh terus ?"
" Ceritain gimana perkembangan Kemal dan Gue ?"
Astaga... aku malah sama sekali belom ngomong tentang Aruni ke Kemal. Huh.
" Oh itu.. gue aja baru kenal sama dia. Gimana mau ngomongin lo. Bisa ketauan ntar kalo lo ngejar-ngejar dia. " Aku meyakinkan Aruni.
" Heeeeem. ia juga sih. Tapi kira-kira kapan ya syt lo bilang ke Kemal ?"
" Sabaaaarrrrr. "
" Okelah kalo gitu. Gue tidur dulu yaa, Syta sayang...Bye."
" Bye. "
Aku mengakhiri pembicaraan dengan Aruni. Aku baru sadar kalo sepanjang hari bersama Kemal tadi, aku sama sekali nggak membahas topik Aruni. Padahal kan Aruni yang nyuruh aku deket-deket Kemal. Jadi nggak enak nih sama Aruni. Mungkin karena aku menikmati waktu berdua sama Kemal kali ya? Tapi aduuuh. Jangan dong Tuhan. Aku nggak mau merusak pertemanan yang baru terjalin. Aku - Derina - Aruni.
0 comments:
Post a Comment